Sekolah adalah tempat belajar. Belajar banyak hal, mulai dari pelajaran akademik dan non akademik. Misalnya bagaimana bersopan santun, bagaimana bergaul dengan guru dan teman-teman. Tetapi, waktu yang dihabiskan oleh anak kita di sekolah hanya sepersekian hari dari 24 jam harinya. Silakan hitung sendiri, jika si anak bersekolah dari jam 8-12, berarti anak hanya menghabiskan 1/6 harinya di sekolah, di bawah asuhan Bapak dan Ibu guru. Selebihnya?
Selebihnya, anak menghabiskan waktu di rumah, di bawah pengawasan kita sebagai orang tua. Bayangkan, kadang kita tidak sadar, bahwa sebenarnya waktu anak-anak paling banyak dihabiskannya bersama kita di rumah. Tetapi kita menaruh harapan yang terlalu banyak pada sekolah. Tanpa sadar bahwa "sekolah" sebenarnya adalah bersama kita, orangtuanya. "Sekolah" itu bernama KELUARGA
Sejak bangun tidur sampai waktunya tidur malam tiba, anak berada di rumah. Kebiasaan-kebiasaan baik dimulai dari rumah, dari hal-hal baik yang dilakukan secara rutin dapat menumbuhkan kebiasaan baik kepada anak kita. Sebaliknya, tanpa sadar kita terkadang melakukan hal-hal yang tidak baik, yang akan dicontoh oleh anak kita tanpa kita sadari. Kontrol ada di tangan kita. Mau dijadikan seperti apa anak kita itu semua ada di tangan kita. Tangan kita yang mencetak kebiasaan-kebiasaan yang akan dibawanya kelak sampai dewasa, tangan kita pula yang mengajarkan bagaimana bersopan santun ketika dia bergaul, dan tangan kita yang terangkat ketika berdoa yang akan memberinya segala-galanya. Karena doa adalah ujung tombak dari setiap usaha kita. Karena doa yang akan melindungi anak kita ketika tangan kita yang hanya dua ini tak bisa melindunginya.
Saya menulis ini bukan karna saya sempurna, justru karena saya merasa banyak kekurangan sebagai "sekolah" bagi anak saya. Saya masih harus terus belajar menjadi "sekolah" yang baik. Diselingi dengan sekolah bersama Ibu dan Bapak guru, saya sebagai orang tua berharap anak saya bisa belajar banyak hal. Hal yang mungkin sekarang tidak penting baginya terapi akan menjadi penting ketika dia dewasa kelak.
Setiap orang tua pasti punya banyak keinginan untuk anaknya. Tak sedikit juga yang memaksakan keinginannya kepada anak, mungkin saya juga salah satunya. Tetapi, seiring dengan proses saya belajar menjadi sekolah yang baik untuk anak saya, semakin sadar bahwa keinginan saya seharusnya sederhana saja. Saya ingin anak saya menjadi anak yang selalu berjalan di jalan Allah, dengan ridho dari Allah sepanjang hidupnya.
Tulisan ini bukan berarti menyepelekan peran sekolah dengan Bapak dan ibu guru di dalamnya, beserta sistem pendidikan yang selalu diperbaharui demi tercapainya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran sekolah pastinya sangat penting bagi anak saya. Banyak kemajuan positif yang dialami anak saya semenjak saya memasukkannya ke sekolah tempat dia belajar hampir 3 tahun ini. Kemampuan verbal, keberanian berpendapat, serta pengenalan huruf dan angka tidak dapat saya pungkiri bahwa itu hasil dari didikan penuh kasih dari para ibu guru. Teman-teman di sekolah membuatnya belajar bagaimana bersosialisasi, bagaimana menghadapi konflik serta bagaimana dia mengenal pribadi orang lain selain keluarganya di rumah.
Banyak hal yang di dapat dari sekolah, dan banyak hal juga yang bisa didapat di luar sekolah. Ingat, waktu anak di sekolah hanya 1/6 hari saja, sisa harinya anak bersama dengan kita, orang tua dan keluarganya. Kita gak mau kan anak hanya pintar secara akademik tetapi ketika bergaul dengan lingkungan dan teman-temannya selalu saja mengalami konflik.
Semoga kita semua bisa menjadi sekolah yang baik bagi anak-anak kita. Semoga kita juga bisa terus belajar menjadi manusia yang baik, sehingga bisa mendidik anak dengan baik pula. Amin.
si kecil sedang menikmati pantai yang penuh dengan kapal di East Coast Park Singapura |
0 komentar:
Posting Komentar