Tulisan ini dibuat ketika nemenin si kecil yg lagi demam, si mbak sudah 3 hari ijin pulang kampung, dan suami yg tugas di luar kota. Saya yg sudah pakai seragam siap-siap mau berangkat akhirnya memilih ganti baju dan ijin tidak ke kantor hari ini.
Dilema si mbak (ART) pasti dialami hampir semua ibu-ibu yang pernah punya ART. Apalagi ibu-ibu pekerja seperti saya.
Menjaga hubungan dengan ART termasuk susah-susah gampang. Susah-susah gampang, berarti banyakan susahnya dari pada gampangnya, hahahaaa... Yah bagaimana tidak susah, cari ART bisa berbulan-bulan baru bisa dapat. Saya lebih memilih mencari ART lewat kenalan dari pada lewat yayasan. Setelah ART bekerja di rumah kita, kita harus menjelaskan peraturan serta kebiasaan di rumah. Dan yang paling penting, anak saya bisa beradaptasi dengan si mbak barunya ini.
Selama punya si mbak, saya bersaha memperlakukan dia seperti keluarga saya sendiri, bagaimana tidak karena sehari-hari dia tinggal dengan saya. Mengurusi keperluan anak saya. Jadi, saya ingin orang yang kerja di rumah saya merasa nyaman. Kenapa? Karena saya ini sebenarnya sama dengan dia, sama-sama pekerja.
Hampir 9 tahun saya menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta. Kasarnya, saya kerja ke orang. Bukan wiraswasta. Jadi intinya saya berusaha memperlakukan ART sebagaimana saya ingin diperlakukan oleh atasan dan perusahaan tempat saya bekerja. Tetapi, terkadang ada hal-hal yang tidak sesuai harapan. Hal-hal tersebut merupakan pelajaran buat saya agar saya tidak melakukan hal itu kepada ART saya. Dengan harapan agar dia nyaman bekerja dengan saya. Bukan kerja di bawah tekanan dan terpaksa bertahan demi uang bulanan saja.
Akhirnya hanya bisa pasrah dan berdoa semoga si mbak balik sesuai janjinya. Amin :)
1 komentar:
bukan ini kan yang udah di draft dari kapan waktu? :)
cepet sembuh ya dek, ntar dapet hadiah Hot Wheel limited edition =D
Manusia 3 detik
Posting Komentar