Kali ini mo ngomongin masalah yang sepertinya setiap keluarga punya aturan sendiri-sendiri tentang hal yang satu ini. Yang akan saya omongin di bawah ini adalah yang ada di keluarga saya ya, jadi yang baca bisa aja angguk-angguk setuju ato malah buang muka karna ga sependapat, hehehee...gpp, kan kata The Urban Mama, there is always a different story in every parenting style. So, mari kita keluarkan saja unek-unek di kepala ini.
Perangkat telepon pintar, tablet serta komputer mungkin bukan hal yang aneh lagi bagi bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Pun juga buat adek-adek yang masih cimit sekalipun gak aneh dengan barang ini. Kadang anak-anak yang basih balita pun sudah jago pencat pencet layar sentuh di hp atopun tablet. Tapi ada pula yang orangtuanya membatasi atau bahkan melarang keras anak-anaknya bermain-main dengan HP atau Tablet.
Saya dan Pak Suami kebetulan bukan tipe yang melarang anak bergaul dengan gadget. Kami hanya membatasi, jadi anak punya waktu tertentu yang telah kita tentukan dan (terpaksa) dia setujui. Untuk tv pun, tiap hari dia nonton tv, karena kami melihat tidak semua tayangan tv itu negatif kok, jika kita sebagai orang tua mampu memilih tayangan apa yang menurut kita pantas buat anak-anak, mungkin dampak negatifnya tidak separah yang dibahas di beberapa artikel-artikel.
Saya termasuk orang yang suka membaca, dan saya ingin kebiasaan ini juga menular kepada anak saya. Jadi, selain mengenalkan dia dengan tab, nintendo saya juga mengenalkan dia dengan buku. Mungkin hasilnya belum terlihat sekarang, tapi saya berharap segalanya bisa berjalan dengan seimbang.
Jadi intinya, segala sesuatu memang harus kita fikirkan matang-matang. Kapan dan apa yang terbaik buat anak-anak hanya kita sebagai orang tua yang tau. Maka, tidak heran jika banyak sekali gaya asuh yang berbeda-beda. Bijaklah dalam menilai atau mengkritik gaya asuh orang tua yang lain. Karena prioritas masing-masing berbeda, kan? Karena kita juga punya pilihan yang sama susahnya dalam memilih mana dan apa yang terbaik buat anak kita. So, choose wisely, Parents.
Saya dan Pak Suami kebetulan bukan tipe yang melarang anak bergaul dengan gadget. Kami hanya membatasi, jadi anak punya waktu tertentu yang telah kita tentukan dan (terpaksa) dia setujui. Untuk tv pun, tiap hari dia nonton tv, karena kami melihat tidak semua tayangan tv itu negatif kok, jika kita sebagai orang tua mampu memilih tayangan apa yang menurut kita pantas buat anak-anak, mungkin dampak negatifnya tidak separah yang dibahas di beberapa artikel-artikel.
Saya termasuk orang yang suka membaca, dan saya ingin kebiasaan ini juga menular kepada anak saya. Jadi, selain mengenalkan dia dengan tab, nintendo saya juga mengenalkan dia dengan buku. Mungkin hasilnya belum terlihat sekarang, tapi saya berharap segalanya bisa berjalan dengan seimbang.
Jadi intinya, segala sesuatu memang harus kita fikirkan matang-matang. Kapan dan apa yang terbaik buat anak-anak hanya kita sebagai orang tua yang tau. Maka, tidak heran jika banyak sekali gaya asuh yang berbeda-beda. Bijaklah dalam menilai atau mengkritik gaya asuh orang tua yang lain. Karena prioritas masing-masing berbeda, kan? Karena kita juga punya pilihan yang sama susahnya dalam memilih mana dan apa yang terbaik buat anak kita. So, choose wisely, Parents.