Senin, 27 Oktober 2014

Happy Wedding, Mr Kogano and Ibna

Bulan haji kalo di daerah saya, Pamekasan, adalah bulan baik bagi yang akan menikah. Bulan haji tahun ini, saudara sepupu saya akan menikah, so baru balik dr KL, di rmh 4 hari langsung capcus deh ke kampung halaman nun jauh di mato ini.
Selain saudara saya, teman saya juga menikah bulan ini, dan banyak juga pasangan yg menikah di bulan ini. Buktinya, tiap lewat gedung yang biasa di sewa buat kawinan pasti lagi ada acara kawinan. Kartu undangan di rumah mama saya juga lebih dari 5 kalo diitung. Benar-benar bulan penuh berkah buat para perias manten, persewaan dekorasi dan gedung serta para photographer.

Khusus yang terakhir ini, sepupu saya sudah menyewa jasa photographer untuk acara besarnya. Tapi, ya maapin saya ya mas-mas fotografer yang terhormat, saya yang hanya bisa neken tombol jepret di kamera ini kalau bawa kamera sendiri. Bukannya mau ngerecokin kerja sampeyan, bukannya ga percaya sama sampeyan-sampeyan yang pastinya sudah pro dalam dunia photography ini. Saya hanya ingin meng-capture moment bersama keluarga yang saya ingin simpan buat saya yang jarang ketemu dengan mereka.
Lho, kenapa minta maaf, Nyah? Iya, soalnya sependek pengetahuan saya, orang-orang seperti saya ini, amatiran yg petantang petenteng bawa kamera murahan katanya suka ngriwuki alias bikin ribet mas-mas photographer. Saya ngambil moment di deretan keluarga saja, karena biasanya mereka (mas-mas fotografer) cuman fokus ke arah mantennya aja. Jadi, biar budhe-budhe saya, bulek-bulek saya, sepupu-sepupu saya gak rugi udah bangun pagi-pagi buat dandan.

Lho...kok jadi curhat ini. #abaikaaaaannn Untungnya kemaren pas acara, mas photographernya baek semua. apalagi yang pake baju batik. Baeeeeeekkkk bingits..

Back on topic ya, alhamdulillah acara akad nikah yang diadakan di Masjid Jami' Pamekasan, tempat yang sama ketika saya dan Mr. D menikah, berjalan lancar. Mr Kogano, sepupu saya alhamdulillah lancar mengucapkan ijab kabul. Gak pake remidial ya, Pak. :)

Istrinya, Mbak Ibna juga cantik. Ternyata periasnya adalah kakak kelas saya dulu, berarti temen Mr. D juga.
Prosesi akad nikah di Masjid ini, para undangan laki-laki dan perempuan ditempatkan secara terpisah. Undangan laki-laki di dalam masjid, undangan perempuan di dalam aula masjid. Pun juga pengantennya, saat ijab kabul pengantin laki-laki berada di dalam masjid, sedangkan pengantin perempuan duduk di pelaminan sendirian di depan para tamu undangan perempuan. Sampai saat setelah pengantin laki-laki selesai mengucapkan ijab kabul, baru deh nyamperin pengantin perempuan yang udah duduk ampe kesemutan karena dandan 'berat' dari abis subuh plus pake kaen yang nyrimpetin (kalo ini pengalaman saya, hehehe)
Tapi ada yang beda ternyata dari waktu saya akad nikah di sini 5 tahun yang lalu, waktu saya tuh undangan perempuannya duduknya di kursi, tapi sekarang duduk di lantai. Berasa dateng ke pengajian aja. Tapi tetap tidak mengurangi kesakralan acaranya kok.

Eniwey, congratz on your wedding yak Mr and Mrs Kogano. Semoga bisa menjadi keluarga SaMaRa.

Maa, Mas, serius amat yak??
aiiihh...penganten :)

Pasti nih lagi deg-deg-an yaaa

lhaa... kirain mantennya :p

bawa dagangan apa nih???

aduuhh...nih tas talinya panjang amat yaaa, jd repot sayah


budhe, bulek, tante, adek, ayo ngumpuuulll

hehh..itu anake sopo yo???

tiga generasi

mirip gaaaakkk????

rumpi rumpi

eitss...ada yg sadar kamera



Foto pengantennya mana????? lha kan saya bukan photographer nya :p
Read More

Kamis, 26 Juni 2014

Japan -Happy B'day My Little S-

Ulang tahun si kecil tahun ini pas kita sekeluarga lagi di Jepang. Di mana cari kue halal? Mau baking sendiri cuman ada microwave aja di apartemen.
Searching lah si emak ini di google. Akhirnya dapet ide bikin Crepe cake ato mille crape buat b'day cake nya Si Anak. Kan ga butuh oven dan mixer. Saya pakai resep crepe-nya dari sini. Dengan beberapa modifikasi sana sini. Untuk cream nya saya pakai creamcheese dan whipcream dan gula dengan takaran suka-suka (timbangan jg ga ada).
Kebetulan juga di Jepang lagi musim cherry, ya wes atasnya dikasih fresh cherry :)
Alhamdulillah, Si kecil dan Papanya suka kuenya. :)
Happy B'day, Anak. May Allah always be with you. Semoga menjadi anak solehah, selalu sehat, selalu bahagia dan selalu berkah hidupmu.

   
Read More

Kamis, 19 Juni 2014

Karena Perbedaan Itu Nyata Adanya

Tetiba saja dapat ide nulis ini ketika membaca status seorang teman di FB. Diana, menulis status seperti ini: " saling menghargai pilihan masing2 :)"
Terakhirnya pakai smile, berarti Diana gak sedang marah atau jengkel, hahahahaa...Maap nih, Di. Aq pinjem nama+statusmu. Ya kali nanti dikasih bronis #ngarep #belikaee
Saling menghargai. Kalimat simple yang sudah kita dengar sejak kecil. Pas jaman SD, ada pelajaran PMP, eh, sekarang masih ada gak sih pelajaran itu?. Di pelajaran itu saya kenal saling menghargai. Sebenarnya kalimatnya sederhana sekali kan? Tapi apakah kita semua, termaauk saya, bisa melakukannya?
Kita hidup di lingkungan dengan berbagai macam lapisan perbedaan, mulai dari perbedaan gender, perbedaan SARA, perbedaan latar belakang ekonomi, dan masih buuuanyak lagi kalau mau kita cari perbedaan-perbedaan yang ada. Nah, momennya sekarang ini kan sedang hangat-hangatnya Kampanye Pilpres. Dengan dua calon, pastinya ada yang mendukung nomor 1 dan mendukung nomor 2. Terus terang saya capek akhir-akhir ini tiap mantengin FB. Para pendukung jadi menjelek-jelekkan pihak satunya. Ada juga lho yang tiap hari bikin status mbelani si calon nomor sekian. Sampai-sampai saya tanya sama Mr. Misua, "Mas, mas, si Anu itu apane Pak xxx sih, kok kayaknya ngotot banget mbelaninya." Suami saya cuman senyum-senyum saja mendengar pertanyaan saya.
Saya dan suami punya pandangan yang sedikit berbeda tentang pilpres kali ini. Tapi kami menyikapinya biasa saja, justru ini sebagai pembelajaran bagi kami. Bagaimana kami bisa saling menghargai satu sama lain. Karena kami berbeda.
Sebenarnya, kalau mungkin saya berinteraksi dengan orang lain, juga akan bertemu yang pilihannya gak sama kayak saya. Berhubung tiap hari sekarang saya ketemunya sama orang-orang Jepun, jadinya gak merasakan aura perbedaan jagoan dalam masa pilres tahun ini. Tsshaahh.......
Terasanya pas buka socmed aja. Buka FB liat status si anu belain nomer sekian, si Ini nge-share link tentang nomer sekian. Sebenernya sih ga apa-apa juga sih ya, namanya menunjukkan kalau dianya pendukung jagoannya itu. Ya emang gak apa-apa, tapi gak apa-apa ini berubah jadi apa-apa adalah ketika mulai saling menjelek-jelekkan pihak lain. Saling buka aib pihak lain, lupa sama aibnya sendiri kali yaaa... Padahal kan, nanti, salah satu dari kedua calon itu akan jadi pemimpin kita. Gimana coba rasane dipimpin sama orang yang dulu kita hujat habis-habisan, kita hina habis-habisan. Kita sebar aib nya kemana-mana. Padahal kita juga belum tentu tahu kebenarannya.
Pernah juga memperhatikan fenomena nge-share link tentang salah satu calon, yang kemudian berakhir pada saling adu argumen antar teman, yang satu tersinggung atas ucapan temen yang satunya, dan yang satunya tetep ngotot pada pendapatnya. Dan yang nge-share link jadi gak enak ati, gegara kelakuannya yang mungkin gak ada niatan apa-apa, temen-temennya jadi berantem. Nah looo... (Buat yang ngerasa, maap yak :) )
Kalo menurut saya, seseorang akan bisa menghargai orang lain ketika orang tersebut menyadari adanya perbedaan. Jangan paksa orang lain untuk punya pandangan yang sama, untuk punya pendapat yang sama. Kalau misalnya mau mengajak orang lain untuk sependapat dengannya, baiknya gunakan cara-cara yang baik, untuk menghindari adanya pihak-pihak yang tersinggung. Ini menurut saya lho yaaa...Kan pasti diantara yang membaca tulisan ini punya pendapat yang tidak sama seperti pendapat saya :)

Jadi, kenapa harus saling menghargai? Ya karena perbedaan itu nyata adanya, Sodara-Sodara. Sekian.

Read More

Senin, 16 Juni 2014

Japan - Ueno Park & Ueno Zoo-

Ueno Park ini adalah sebuah kawasan taman yang luas banget, yang di dalamnya terdapat beberapa museum seperti Tokyo National Museum, National Museum of Western Art, National Science Museum, dll. Ueno Zoo juga terdapat di dalam kawasan park ini. Karena bawa kiddo, jd tujuannya cuman ke zoo aja. Kalo emaknya sih pengen bgt ke museum, tp anak kecil ga bisa diem barang sebentar ini mana betah di bawa ke museum, adanya baru masuk udah bosen minta keluar. Nanti aja kapan- kapan kl masih ada waktu ke museumnya, tapi harus nunggu papanya libur, jadi kalau si anak bosen bisa digendong sama papanya, hahahahaaaa.
Ueno Park bisa diakses lewat jalur kereta JR Yamanote line, saya naik dari stasiun Gotanda, yang mana ini adalah stasiun JR Yamanote line terdekat dari apartemen. Karena perginya pas hari kerja, jadi di dlam kereta kebanyakan isinya adalah orang-orang yang akan berangkat kerja.
Sampai di stasiun Ueno, untuk menuju Ueno Park kita haris keluar lewat Park Exit, Letak taman ini pas di seberangnya. Tinggal nyeberang, nyampe deh.
Seperti yang saya jelaskan di atas, bahwa kawasan ini terdiri dari beberapa tempat-tempat ang bisa dikunjungi, tetapi hari ini saya hanya berniat ke Kebun binatangnya saja. Karena seperti sudah sering saya ceritakan, bahwa jalan-jalan bersama si kecil harus mengikuti ritmenya dia, sehari biasanya hanya ke satu tempat. Ini adalah salah satu tips ketika jalan-jalan hanya berdua dengan si kecil.

Memasuki Ueno Park langsung disambut oleh pepohonan rindang, sayang sekali pas saya ke sini musim sakura sedah lewat :( Di depan taman, ada information center dengan petugas yang bisa berbahasa inggris. Setelah meminta Map Kawasan Ueno Park, saya langsung menuju daerah Ueno Zoo. Admission fee nya 600 yen, anak-anak gratis.

Kebun binatang Ueno ini bersih banget. Gak bau. Tapi kita juga punya lho kebun binatang yang nersih, yaitu Batu Secret Zoo. Jadi gak kalah kok kita sama Jepun. Heheheee

Ini beberapa fotonya, maapken kalo foto binatangnya sedikit. si emak merangkap tukang foto ini sibuk jadi guide buat si kecilnya, jd ga foto2 deh.

Bagian depan setelah pintu masuk -Ueno Park-
 

Pintu gerbang Kebun binatang Ueno -Ueno Park-

Suasana di dalam kebun binatangnya bisa dilihat dimarih:










Sayang, pas ke sana Pandanya lagi pada bobok, gak bisa dibangunin. Zzzzz...Zzzzzz

Kalo ini suasana di taman, ada playground buat anak-anak juga lhoo..




Tokyo National Museum





We love this place. Pernah juga ke sini cuman duduk aja di bangku taman yang ada di sekeliling fontain. Bawa bekal buat makan siang. Sesudah si kecil main, kita makan siang, trus pulang deh. What a lovely place :)
Read More

Japan -Playground-

Seneng banget waktu tau ternyata tidak jauh dari apartemen terdapat playground. Jalan kaki sebentar saja sudah sampai. Kalau pagi sekitar jam 10, basanya dipenuhi oleh anak-anak kecil dari sekolah TK di sini. Guru-guru mengajak anak-anaknya bermain di sini. Dengan ciri khas memakai topi berwarna neon, seperti oranye dan kuning, jd para guru bisa memantau anak-anaknya bermain. Kalau sore hari, dipenuhi oleh anak-anak komplek.
Playground selain bersih, juga banyak mainan, ada beberapa perosotan, jungkat jungkit, tempat bermain pasir, sampai buis beton. Persis seperti yang saya tonton di serial doraemon. Di sini juga dilengkapi oleh toilet dan keran air minum.
Pohon-pohon yang ada di sini sangat rindang, sehingga ketika cuaca sedang terik, anak-anak bisa tetap bermain dengan senang.
Selain anak-anak yang bermain di sini, baik beramai-ramai dengan teman sebayanya atau bersama orang tua mereka, kadang-kadang saya juga melihat orang-orang yang baru pulabg kerja duduk-duduk di kursi taman.
Seandainya di dekat rumah ada playground seperti ini, pasti tidak repot bawa anak ke arena bermain yang biasanya ada di mall. Tidak gratis. That's the point :) 

Read More

Senin, 02 Juni 2014

A Domestic Engineer

Sebelumnya mohon maaf kepada para engineer yang kebetulan membaca tulisan ini, saya sama sekali tidak ada niat untuk menyinggung ataupun merendahkan profesi anda. Saya tau banget kok beratnya jd mahasiswa teknik, molor satu semester mah udah biasaaaa ( mencari pembelaan diri nih :p)
Saya baru saja mengganti bio di akin twitter saya. Kenapa diganti? Ya kan bio sebelumnya tuh : a five days working mom, tp sekarang kan I'm no longer a working mom, jd ya harus di ganti. Sudah hampir sebulan sih sebenernya, tapi baru dapet wangsit. A DOMESTIC ENGINEER Yeeaahh...I'm a domestic engineer. Kalo menurut Urban Dictionary, definisi domestic engineer adalah : a term for a housewife or stay at home mom (or dad). Tapi sebenarnya pemakaian kata ini sendiri sih banyak menuai pro dan kontra. Yang penasaran silakan googling deh. Saya gak akan membahas perdebatan pemakaian kata domestic engineer.
Emang sebegitu pentingnya ya, Bu, ngebahas bio twitter. Gak jg sih, cuman biar tulisannya bisa menuh-menuhin blog aja, hahahahaa. Sebenarnya kan kalopun ditulis Ibu rumah tangga, atau stay at home mom, ato apa ajalah kan gak apa-apa. Tp kalo full time mom kok kayaknya saya ga gitu sreg ya, kan ga ada part time mom toh?
Gimana rasanya biasanya rutinitas kerja kantoran trus sekarang hanya di rumah aja? Pastinya kaget lah ya, secara biasanya pagi-pagi udaha grubak grubuk nyiapin sarapan, nyiapain anak sekolah, anter anak sekolah, trus langsung ngantor. Sekarang lebih nyantai. Bosen??? Dulu pas kerja kantoran juga pernah bahkan sering bosen kok, apalagi doing emak-emak stuff all day gini, ya pasti ada saat-saat bosennya lah. Bedanya kalo pas bosen di kantor cuman bisa manyuuuuun aja, sekarang kalo bosen bisa main sama anak, bisa ngenet, baca buku, bikin kue, dan banyak pilihan kegiatan buat ngusir bosen.
Sebelum resign udah ngayal akan punya banyak waktu buat nulis ato baca buku. Kenyataannya??? Hah, ternyata kenyataan gak seindah khayalan. Hahahaaa...
Suatu hari pernah nanya sama Misua. Lebih suka saya kerja kantoran apa saya di rumah aja? dan jawaban beliau gini: " Saya suka kamu yang enjoy dalam melakukan apapun, waktu kamu kerja di kantor itu kamu tidak terlihat enjoy,  tapi sekarang kamu terlihat lebih menikmati hidup." Baiklaaaahhh, Jendral!
Ya sudah lah ya, gak penting mo statusnya apa aja, yg penting bahagia. Gak penting juga pas kerja kantoran  gak diakuin sebagai engineer yang penting sekarang kan jadi domestic engineer, dan yang paling penting sekarang kan udah jadi istrinya engineer. Hahahahaaaaaaa


Read More

Sabtu, 24 Mei 2014

Japan - Part 1-



Hellooo...
Semoga blognya gak jamuran karena jarang ditengokin, hehehee... Kali ini ngeblognya di sebuah apartemen di Tokyo. Ciieeee.....
Iya, kesampaian juga akhirnya mimpi pergi ke Jepang. Thank you, Jendral for making my dream come true. Hari ini sudah minggu ketiga kita sekeluarga di sini. Setelah resmi resign, saya dan si kecil langsung nyusul Pak Suami yang sudah duluan ke Jepang.
Tiga minggu lalu pas awal-awal dateng, udara masih dingin meskipun katanya sudah masuk summer. Sekarang udah lumayan anget meskipun msh terasa dingin, kadang-kadang hujan.
Ada banyak hal-hal baru yang dijumpai selama di sini, antara lain: (maap, kalo salah, ini kan cuma menurut pengamatan saya yg baru 3 minggu di Tokyo)
Tentang trasportasi:
  • Keretanya nyaman dan tepat waktu. Iya, tepat bangeeeedd. Misal di jadwalnya 11.32, ya pas jam segitu keretanya dateng.
  • Jalur keretanya mbulet, banyak banget jalurnya (koridor kalo istilah transjakarta). Saya bergantung sama peta tiap kali jalan-jalan.
  • Selama di sini, saya pakai kartu Suica, yang bisa dipakai untuk semua jalur kereta dan bis. Bahkan bisa dipakai untuk bayar taksi, belanja di supermarket, dan beli minuman di vending machine yang mana banyaaaaak banget di sini.
  • Jalur pejalan kaki di sini nyaman banget, jalan ke stasiun yang hampir 900 meter jadi gak berasa. Kapan Indonesiaku bisa seperti ini. (kl di Indonesia jalan dari rumah ke pasar yang cuman 500 meter aja males gegara ga ada trotoar)
  • Macet?? Apa itu macet?? Mungkin karena transportasi umumnya bagus, jadi jalanan gak semacet di Jakarta.
 Tentang makanan
  • Di sini makanan halal susaaaaah banget. Grocery shopping adalah hal yang paling bikin pusing. Karena hanya mengandalkan capture-an gambar dari facebook Halal Japan, saya harus nyocokkan gambar, secara ga ngerti tulisannya. Di sini label makanan hanya tertulis dalam huruf jepang. Kalo di Indonesia kan selain bahasa Indonesia, kadang-kadang suka ada bahasa Inggrisnya.
  • Harga bahan makanan jika dibandingkan dengan Jakarta jauh lebih mahal, bisa 2 atau 3 kali lipatnya. Selama di sini, tiap hari masak. Pak Suami juga tiap hari bawa bekal untuk makan siang ke kantor. Selain lebih irit, insyaallah halal.
  • Ramen??? hahahaaa yang pasti belum pernah makan ramen di sini (padahal pengen). Masih tetep penasaran makan ramen di sini, mungkin harus nyari ramen untuk vegetarian jadi lebih aman.
  • Beli daging sapi atau ayam biasanya nitip Pak Suami kalo lagi jumatan ke Balai Indonesia. Kadang saya juga ikut. Di sana ada kantin yang jualan makanan halal dan frozen food seperti ayam dan daging sapi yang halal. Semoga tetep istiqomah untuk berusaha mencari makanan yang halal.
Tentang orang-orangnya 
  • Jepang memang terkenal dengan busananya yang agak nyeleneh, tapi ternyata di balik itu pakain orang-orang kantorannya rapi banget. Para laki-laki umumnya memakai setelan jas, hampir semua memakai jas. Yang perempuan pakaiannya juga rapi.
  • Kalau di kereta, meskipun sudah tersedia kursi khusus untuk manula, orang sakit, ibu hamil dan ibu bawa anak, tetap saja jarang sekali yang mau memberi kursi. Hampir semua orang di kereta sibuk dengan henponnya. Saking sibuknya sampai-sampai gak peduli sekitar. Dada orang tua, atau anak-anak tetap saja gak peduli. Nah, kalo yang seperti ini di Indonesia hampir sama, jadi gak kaget. Tapi masih ada kok yang bebaik hati memberikan tempatnya, dan untungnya jarang sekali dapet kereta yang penuh, jadi biasanya tetap dapet tempat duduk.
itulah beberapa hal baru yang saya temui selama di sini. Mungkin masih banyak sebenarnya kebiasaan-kebiasaan di sini yang saya belum tau. Selama tiga minggu sudah ke mana aja? nanti deh dilanjut di part selanjutnya. See ya :)

Jalur pejalan kaki yang nyaman

Jalur pejalan kaki yang nyaman




Macet?????

sepotong langit Tokyo di pagi hari


Read More
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

© 2011 Me, My self and The Universe, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena