Kamis, 19 Desember 2013

Rumpi Ibu-Ibu

Kemarin, sekolah anak saya mengadakan acara outing ke Kebun Raya Bogor. Saya meliburkan diri dari kantor sehari saja demi mendampingi si kecil jalan-jalan ke Bogor. (Pak Bos, terimakasih atas pengertiannya). Di acara ini, saya bertemu dengan ibu-ibu yang lain, Ibu-ibu teman anak saya tepatnya. Terus terang ini pertama kalinya saya berkumpul dengan mereka. 
Bisa dibayangkan dong jika Ibu-Ibu berkumpul, rame pastinya. Ngobrol macem-macem, segala aspek IPOLEKSOSBUDHANKAM pun dibahas. Saya???? Saya merasa berada di lingkungan baru, hanya bisa lebih banyak diam, dan membisakan diri bahwa saya sudah harus bisa dan biasa berada di situasi seperti ini. Karena selama ini, lingkungan saya kan cuman rumah, kantor, dunia maya. Jadi ini adalah lingkungan baru buat saya, orang-orang baru buat saya. Saya harus bisa masuk ke lingkungan ini dan dengan orang-orang di dalamnya. Jadi apa masalahnya???? Jadi intinya apa??? Bukaaaann, ini bukan cerita jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Kalau mau itu, bisa googling, banyak kok yang nulis tentang KRB di blognya.
Ehhmm...bukan masalah sih sebenarnya, cuman mo sharing aja. Di sebuah kesempatan, saya ngobrol dengan seorang ibu dari teman sekelasnya si kecil, anaknya dan anak saya sama-sama di kelas Play Group. Intinya, dia menanyakan apakan saya akan tetap menyekolahkan anak saya di TK ini atau mau hengkang seperti halnya ibu-ibu yang lain. Whaaattt??? Saya sempat bingung dengan pertanyaan si Ibu tadi
Kemudian dia menjelaskan, kalau beberapa orang tua akan memindahkan anak-anaknya dari TK ini, dengan alasan apa yang di bayar tidak sesuai dengan apa yang di dapatkan. Oke, saya mulai penasaran doong... Dari beberapa alasan yang diceritakan si ibu bisa saya simpulkan seperti ini:
  1. Sekolah ini terkenal mahal kalau dibandingkan dengan sekolah-sekolah di sekitarnya
  2. Katering yang disediakan oleh sekolah menunya tidak sesuai dengan yang di bayar, masak anak-anak cuman dikasih tahu tempe terus.
  3. Orang tua anak-anak TK A, yang tahun depan akan masuk SD, mulai kawatir dengan perkembangan anak-anaknya yang belum jua lancar membaca.
Okelaaahh....saya hanya bisa ber "Ooooo..." saja. Kenapa??? mari kita bahsa satu-persatu sodara-sodara>
  1. Sekolah ini mahal?? Menurut saya, mahal tidaknya sebuah sekolah hanya bisa diukur dengan kemampuan keuangan tiap keluarga. Dan prinsip saya adalah, saya tidak mencari sekolah mahal, meskipun bisa dibilang kalau sekiolah mahal berarti kualitasnya pasti bagus. Tapi, saya mencari sekolah yang terjangkau. Terjangkau bagi saya secara keuangan, dan terjangkau secara jarak dari rumah dan sekolah, serta terjangkau di segi mutu sekolahnya. Untuk yang terakhir ini seperti ini maksudnya: Kita para orangtua, saya khususnya, ketika mencari sekolah untuk anak pasti ada sesuatu yang di dinginkan, misalnya mau sekolah yang bilingual, mau sekolah yang berbasis Islami, mau sekolah dengan sistim montessori, mau sekolah yang begini, yang begitu, yang pasti tiap orangtua punya keinginan yang berbeda-beda. Menurut saya, sekolah ini sudah "terjangkau" dari 3 aspek tadi. Sekolah ini adalah sekolah dengan basic Islami. TKIT (Taman Kanak-kanak Islam Terpadu), dilengkapi dengan Day Care, jadi saya bisa titipkan si kecil sampai sore karena saya bekerja, letaknya tidak jauh dari rumah. Tetapi sekolah ini tidak bilingual, yang menurut saya sih tidak apa-apa ya, karena mungkin akan lebih gampang jika si kecil kenak bahasa Indonesia dulu, nanti kalo mau ngomong enggres ya tinggal di les kan saja. 
  2. Masalah menu makanan. Sebelum saya memutuskan memilih sekolah ini untuk sekolah pertama si kecil, saya terlebih dahulu bertanya tentang makanan yang disajikan, apakah memakai MSG atau tidak, dan ternyata memang tidak memakai MSG. Itu saja yang waktu itu menjadi concern saya, masalah menu terserah apa saja. Jika sekarang ibu-ibu itu mengeluh menunya itu itu saja, karena katanya anak-anak di rumah sudah bisa makan makanan yang enak, dan di sekolah makanannya bisa saja. Jadi penasaran, EMANGNYA MEREKA MAKAN APA SIH??? Ya kalau saya pribadi sih ga masalah dengan menu makanan sekolah (setiap hari saya dapat laporan tertulis dari pihak sekolah tentang menu harian yang di makan anak saya) 
  3. Point ke tiga ini yang menurut saya paling penting. Merekan gelisah karena anaknya belum bisa membaca. PADAHAL saya gelisah dan ketakutan kalau-kalau anak saya diajari ca lis tung di sekolahnya. HAH?? Iya, saya tidak mau si kecil diajarin calistung. Bukannya tidak mau, tapi tidak sekarang. Saya sempat bertanya kepada Ibu guru, pakah anak saya sudah diajarin membaca? karena di suatu malam, si kecil minta saya untuk menulis huruf dengan garis putus-putus dan dia yang menyambungkan garis-garisnya. Ketika itu saya ketakutan, Lho kok udah diajari nulis sih?? Ternyata setelah saya konfirmasi, hanya pengenalan saja sekalian melatih motorik harus dan latihan memegang pinsil. Baiklaahh...amaann berarti. Saya menyadari ketakutan ibu-ibu yang lain, ibu-ibu yang nakanya sudah di TK A, dimana sekarang kan masuk SD sudah harus bisa membaca dan berhitung. Saya jadi mikir, kalau saya berada di posisi ibu-ibu itu bagaimana ya?? Ya pasti khawatir ya, tapi kan kita bisa bantu belajar membaca di rumah, kita bisa panggil guru privat ke rumah, atau kita bisa masukkan ke lembaga bantuan belajar yang sekarang sudah menjamur di sini. Mengapa harus menyalahkan sekolah ketika anak kita tidak mencapai sebuah titik yang kita harapkan? Kita tidak seharusnya menyerahkan 100% pendidikan anak kita pada sekolah. Sekolah bukan satu-satunya tempat belajar bagi anak-anak kita. KELUARGA adalah tempat belajar pertama dan selama-lamanya bagi anak-anak kita. Sekolah dan Guru hanya membantu kita, sebagai orang tua. Pemegang kendali penuh atas pendidikan anak tetaplah orang tua. Guru?? Mereka adalah partner kita. Kita harus bekerja sama dengan mereka.
Menurut saya, biarlah anak-anak berbahagia di masanya. Mereka harus benar2 bahagia, mereka harus merasakan bermain sepuasnya,karena nanti ada saatnya mereka memikul tanggung jawab untuk belajar.

Read More

Minggu, 03 November 2013

Singapore, Part II

Nulis ini di sela-sela makan siang, bukannya sok sibuk apa gimana. Tp sambil nunggu mie ayam dtg ya udah deh ngoceh di sini dulu. Secara temen makannya pada sibuk maen candy crush saga.. -_-
Sekarang mo cerita waktu ke Haji Lane. Haji lane ini semacam gang yang isinya toko sama cafe. Karna ke sananya kepagian, jd blom ada toko yang buka. Ya sih niat kesana emang bukan buat belanja, cuma mau liat-liat aja. Tempatnya keren lho, bersih dan tertata rapi. Sebenarnya sih bangunannya tuh bangunan lama, tapi tetap dipertahankan. Saya tuh suka jalan-jalan ngeliatin bangunan-bangunan tua. Gedung, rumah dengan arsitektur lama. Kesannya adem gitu. Gak kayak di Jakarta, bangunan-bangunan tuanya banyak yang dipugar, dibangun dengan desain modern minimalis. Kenapa ya gak dipertahankan desain lama, jd kayak kota di Inggris, Paris, Itali, kan banyak tuh gedung tua yang sampai sekarang masih terawat. ( beeuuhh kesannya pernah kesana aja, Amin deh semoga bisa ke sana suatu hari nanti). Back to Haji Lane, di sana ga ngapa2in sih. Cuma foto-foto aja, tapi beneran sukaaaaa banget sama tempatnya.














 
Jalan-jalan di sekitar sini, ketemu Arab Street, Toko-toko kain berjejer, restoran-restoran Turki, dan masjid Sultan. Dan di seberangnya ada malay Heritage center. Kalo ga salah daerah ini nih yang namaya Kampong Glam (kalo salah, mohon dibenerin ya, Pembaca :) )










Abis dari sini langsung ke merlion. Ke merlion lagi? Iyaaaa kan dulu fotonya cuman sendiri, kalo sekarang bisa foto bertiga sama Pak Suami dan si kecil. Sebenarnya ini adalah mimpi Pak Suami waktu ke Singapur untuk pertama kalinya, jd ceritanya waktu itu adalah pertama kalinya Pak Suami ke luar negeri, ke Singapur. Sebulanan tuh dia di situ. Trus pas ke Merlion, dia berkhayal nanti kalo punya istri dan anak mo diajakin ke sini, foto bareng patung ikan berkepala singa. Violaaaaa.....the dream comes true.Pak Suami, nanti bikin mimpi lagi, foto bareng pake bekgron menara Eiffel gitu. :p











Read More

Rabu, 30 Oktober 2013

Singapore, Part I

Ini kali ke dua saya ke Singapura, yang pertama sudah sekitar 5 tahun yang lalu rame-rame tour sama temen-temen kantor. Kali ini ke Singapur Cuma berdua aja sama Shasya. Pak Suami? Hee..dia sudah disana duluan, makanya kita nyusul, numpang hotel gratis.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan terlama naik pesawat sama Shasya, iya sih emang cuman 2 jam. Tapi buat emak-emak yang punya anak yang sedikit gak mau diem ini, 2 jam adalah waktu yang lamaaaaaa..... Jadi dari rumah udah isi tas si kecil dengan majalah Disney Junior, buku mewarna, buku stiker serta mainan-mainan kecil kesukaannya. Tapi kekawatiran si emak ini terlalu berlebihan, lebay deh :) Karena si anak anteng nonton Hi5 di pesawat. Ternyata baru tau kalo video di penerbangan international Garuda Indonesia isinya Hi5 semua, baru tau saya.

Bikin itinerary gak? Bikin doong, tapi kan ini jalan-jalannya bawa anak kecil, tetap harus ngikut ritmenya dia, jadi hanya diprioritaskan tempat-tempat yang children friendly. Kemana aja? Gak banyak tempat yang dikunjungi sih, slain dulu udah pernah ke sini, waktunya juga mepet banget, Cuma 3 hari aja. Hanya ada beberapa tempat, Garden by The Bay, Merlion, sama ke Haji Lane. Ke mol gaaakk???? Hahahahaa iyaaa ke mol juga :p

Cerita kali ini gak detail banget, gpp yak? secara udah banyak banget blog yang ngebahas tempat-tempat yang bisa dikunjungi kalo ke Singapura lengkap beserta how to get there nya. Kalo mo ke sana jangan lupa ambil peta di Changi ya, gratis.

Garden by The Bay
Tadinya ga niat ke sini, pengennya ke SEA Aquarium. Tapi karna waktu ke Malaysia dulu udah ke Aquarium, Pak Suami blg ke sini aja. Ya hayuk laahh ya, nurut ajah…

Dari hotel naik MRT, turun di Bayfront. Jalannya lumayan sih, tapi karena ngelewatin taman-taman trus lewat pinggir danau yang pemandangannya keren bgt jagi lumayan lah. Kita lewat Dragonfly Lake, terus lewat bawahnya Super tree,pohon buatan yang guuede-guuedee itu lhoo.. Keren deh, tapi panas. Ya iyalah panas, kita ke sananya abis makan siang. Tapi pas masuk ke Flower Dome sama Cloud Forest tuh adeeemm bgt. Pertama kali masuk, hal yang terlintas di pikiran saya adalah, Wooww…ini bikinnya niat banget yak? Iya beneran niat banget lho. Kalo mo tau tentang Garden by The Bay lebih lanjut, sila cek di sini
Ini beberapa foto ketika di Garden by The Bay































Foto-foto ke merlion Sama Haji Lane nya di part 2 aja ya, segera menyusul :)

Read More
Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

© 2011 Me, My self and The Universe, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena